MESKI sudah didahului dengan ikrar kejujuran, praktik kecurangan tampaknya akan tetap mengotori ujian nasional (UN) tahun ini yang mulai berlangsung Senin (16/4).
Pengakuan seorang wali murid madrasah aliyah negeri (MAN) di Jakarta Selatan mengindikasikan hal itu. Kepada Media Indonesia, kemarin, Rudi (bukan nama sebenarnya) mengaku dimintai uang Rp200 ribu oleh adiknya yang duduk di kelas tiga sekolah tersebut.
"Katanya uang itu untuk membeli kunci jawaban soal-soal lima mata pelajaran UN. Guru ekonomi di sekolahnya yang menawarkan, katanya kunci jawaban akan diberikan saat ujian nanti," ujar warga Depok, Jawa Barat, tersebut.
Rudi menduga niat curang itu diketahui pihak sekolah. Sebab, sang guru menawarkan kunci jawaban UN kepada seluruh murid kelas tiga secara terbuka. Kunci jawaban tidak akan diberikan 100%, yang penting bisa menjamin para murid bisa mencapai nilai minimal kelulusan. "Itu untuk mengesankan murid lulus dengan wajar. Kalau semua murid nilainya bagus, kan menimbulkan kecurigaan," imbuh Rudi.
Menurutnya, para murid dilarang memberi tahu orangtua/wali murid perihal penawaran kunci jawaban itu. Mereka diminta berbohong saat meminta uang Rp200 ribu. "Katanya, bilang saja untuk beli pulsa atau keperluan lain. Tapi kebetulan adik saya bilang jujur kepada saya."
Rudi telah mengadukan persoalan tersebut melalui surat ke Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama yang membawahkan MAN, tetapi belum mendapat tanggapan. "Kalau begini, buat apa adik saya selama ini belajar sampai ikut bimbingan belajar di sekolahnya?" cetusnya.
Hal yang sama dialami salah satu orangtua murid di Jakarta Barat. Ia mengaku anaknya yang duduk di kelas sembilan salah satu SMP negeri di bilangan Meruya ditawari kunci jawaban. Tawaran itu datang dari teman-temannya yang mengaku memperoleh kunci jawaban dari orangtua mereka.
"Ada yang mengaku mendapat kunci jawaban dari orangtuanya yang kerja di dinas pendidikan. Ada juga dari orangtuanya yang merupakan anggota komite sekolah. Katanya kunci jawaban itu dari guru," ungkapnya.
Kunci jawaban tersebut dijual Rp10 ribu hingga Rp50 ribu per mata pelajaran. Sang anak mengaku banyak siswa membeli dengan cara patungan.
Di Cirebon, Jawa Barat, Pelaksana Harian Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon Dana Kartiman mengimbau siswa tidak memercayai jika ada kunci jawaban UN yang beredar. Tahun lalu, jawaban soal UN menyebar melalui SMS atau situs jejaring sosial.
Untuk mencegah kebocoran, Dinas Pendidikan dan Olahraga Bali mengamankan lima paket soal UN di GOR Prajaraksaka, Kodam Udayana, Denpasar, sebelum didistribusikan ke sekolah. Pengamanan ketat juga dilakukan di daerah-daerah lain demi kelancaran pelaksanaan UN.
Mesti jujur
Di sisi lain, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh mengatakan belum mendapat informasi adanya kebocoran soal UN. "Kuncinya ada di percetakan yang hingga saat ini aman. Saya meminta semua pihak juga media massa untuk menginformasikan kepada kami jika terjadi kebocoran, kecurangan, ataupun pelanggaran selama penyelenggaraan UN ini."
M Nuh mengingatkan setiap daerah boleh menargetkan kelulusan siswa 100%, tetapi harus dengan cara yang benar dan jujur. Pelaksanaan UN untuk tingkat SMA berlangsung 16-19 April, jenjang SMP 23-26 April, dan tingkat SD 7-9 Mei.(