Wahai wanita berbahagialah karena begitu banyak
kelebihan dan keistimewaan yang dianugrahkan kepada kita. Dan jadikanlah
anugrah ini sebagai batu permata penghias taman Syurga FirdausNya, amien.
Wahai kaum Ayah/Suami/Kakak Lelaki/Anak Lelaki(kaum
ADAM), mulailah dari sejak dini memuliakan wanita baik itu Ibu/Istri/Kakak
Perempuan/Anak Perempuan. Karena yang demikian itu Allah menjanjikan Surga. (HR
Abu Dawud).
”Barangsiapa mempunyai anak perempuan, tidak
dikuburkannya anak itu hidup-hidup, tidak dihinakannya, dan tidak dilebihkan
anaknya laki-laki dari perempuan itu, maka Allah memasukannya ke dalam surga
dengan sebab dia”
Sebagai wanita Allah menciptakan dan memberi segala
keistimewaannya, cobalah kita (kaum wanita) mempelajari dari pandangan ISLAM
ini dan jadikan suatu keistimewaan itu sebagai cermin hidup kita.
Bagian dari keistimewaan wanita, yang dipandang
ISLAM ;
Doa wanita lebih makbul daripada lelaki karena sifat
penyayang yang lebih kuat daripada lelaki dan ketika ditanya kepada Rasulullah
S.A.W. akan hal tersebut, jawab baginda :
“Ibu lebih penyayang daripada bapak dan doa orang
yang penyayang tidak akan sia-sia.”
Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada
70 orang lelaki yang soleh.
Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya,
derajatnya seumpama orang yang senantiasa menangis karena takutkan Allah S.W.T.
dan orang yang takutkan Allah S.W.T. akan diharamkan api neraka keatas
tubuhnya.
Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan
dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti
bersedekah.
Hendaklah mendahulukan anak perempuan dari pada anak
lelaki. Maka barang siapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia
memerdekakan keturunan Nabi Ismail A.S.
Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan
tinggal bersama aku (Rasulullah S.A.W.) di dalam syurga.
Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga
saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia
bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh
rasa takwa serta bertanggungjawab, maka baginya adalah syurga.
Daripada Aisyah r.a. “Barang siapa yang diuji dengan
sesuatu daripada anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka,
maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.
Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.
Apabila memanggil akan engkau dua orang ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.
Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan
tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari
mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.
Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di
laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya
beristighfar baginya selama dia taat kepada suaminya dan direkannya (serta
menjaga sembahyang dan puasanya).
Aisyah r.a. berkata “Aku bertanya kepada Rasulullah
S.A.W., siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita ? Jawab
baginda,”Suaminya.”
“Siapa pula berhak terhadap lelaki ?” Jawab
Rasulullah S.A.W. “Ibunya.”
Perempuan apabila sembahyang lima waktu,
puasa bulan Ramadan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya,
masuklah dia dari pintu syurga mana saja yang dia kehendaki.
Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan
agama, maka Allah S.W.T. memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu daripada
suaminya (10,000 tahun).
Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam
rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah S.W.T. mencatatkan
baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000
kejahatan.
Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak
bersalin, maka Allah S.W.T. mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada
jalan-Nya.
Apabila seseorang perempuan melahirkan anak,
keluarlah dia daripada dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.
Apabila telah lahir (anak) lalu disusui, maka bagi
ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.
Apabila semalaman (ibu) tidak tidur dan memelihara
anaknya yang sakit, maka Allah S.W.T. memberinya pahala seperti memerdekakan 70
orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah S.W.T.
Seorang wanita solehah adalah lebih baik daripada 70
orang wali.
Seorang wanita yang jahat adalah lebih buruk dari pada 1,000 lelaki yang jahat.
2 rakaat solat dari wanita yang hamil adalah lebih baikdaripada 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil.
Wanita yang memberi minum susu kepada anaknya
daripada badannya (ASI) akan dapat satu pahala dari pada tiap-tiap tetes susu
yang diberikannya.
Wanita yang melayani dengan baik suami yang pulang ke rumah didalam keadaan letih akan mendapat pahala jihad.
Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan
suami yang melihat isterinya dengan kasih sayang akan dipandang Allah dengan
penuh rahmat.
Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang
ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumah tangganya akan masuk syurga 500
tahun lebih awal daripada suaminya, akan menjadi ketua 70,000 malaikat dan
bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya
dengan menunggang kuda yang dibuat daripada yakut.
Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari karena
menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan
bila dia hiburkan hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat.
Wanita yang memerah susu binatang dengan “bismillah”
akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan.
Wanita yang menguli tepung gandum dengan “bismillah”, Allah akan berkatkan rezekinya.
Wanita yang menguli tepung gandum dengan “bismillah”, Allah akan berkatkan rezekinya.
Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti menyapu lantai dibaitullah.
Wanita yang hamil akan dapat pahala berpuasa pada siang hari.
Wanita yang hamil
akan dapat pahala beribadat pada malam hari.
Wanita yang bersalin akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan setiap kesakitan pada satu uratnya Allah mengurniakan satu pahala haji.
Sekiranya wanita mati dalam masa 40 hari selepas
bersalin, dia akan dikira sebagai mati syahid.
Jika wanita melayani suami tanpa khianat akan mendapat pahala12 tahun sholat.
Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup tempo(2 thn), maka malaikat-malaikat dilangit akan kabarkan berita bahwa syurgawajib baginya.
Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya
yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun solat dan puasa.
Jika wanita memicit/mijat suami tanpa disuruh akan
mendapat pahala 7 tola emas dan jika wanita memicit suami bila disuruh akan
mendapat pahala 7 tola perak.
Wanita yang meninggal dunia dengan keridhoan suaminya akan memasuki syurga.
Jika suami mengajarkan isterinya satu masalah akan mendapat pahala 80 tahun ibadat.
Semua orang akan dipanggil untuk melihat wajah Allah
di akhirat, tetapi Allah akan datang sendiri kepada wanita yang menutupi
auratnya di dunia ini dengan istiqamah.
Jadikanlah Cermin yang indah dalam hidup kita, agar
kita dapat melihat semuanya menjadi indah, dan keindahan
dapat menjadikan sosok wanita cantik dan budiman sebagai bekal diakherat “
Telah menjadi suatu ijma' bagi kaum Muslimin di
semua negara
dan di setiap masa
pada semua golongan fuqaha, ulama,
ahli-ahli hadis dan ahli tasawuf, bahwa
rambut wanita itu
termasuk perhiasan yang wajib ditutup, tidak boleh
dibuka di
hadapan orang yang bukan muhrimnya.
Adapun sanad dan dalil dari
ijma' tersebut ialah ayat
Al-Qur'an:
"Katakanlah kepada
wanita yang beriman, 'Hendaklah
mereka menahan
pandangannya, memelihara kemaluannya,
dan janganlah
menampakkan perhiasannya, kecuali
yang (biasa) tampak
darinya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kerudung ke
dadanya, ..."
(Q.s. An-Nuur: 31).
Maka, berdasarkan ayat di atas,
Allah swt. telah melarang
bagi wanita Mukminat untuk
memperlihatkan perhiasannya.
Kecuali yang lahir (biasa
tampak). Di antara para ulama,
baik dahulu maupun sekarang, tidak ada yang
mengatakan bahwa
rambut wanita itu termasuk
hal-hal yang lahir; bahkan
ulama-ulama yang berpandangan
luas, hal itu digolongkan
perhiasan yang tidak tampak.
Dalam tafsirnya, Al-Qurthubi mengatakan,
"Allah swt. telah
melarang kepada kaum wanita, agar
dia tidak menampakkan
perhiasannya (keindahannya),
kecuali kepada orang-orang
tertentu; atau perhiasan yang biasa tampak."
Ibnu Mas'ud berkata, "Perhiasan yang
lahir (biasa tampak)
ialah pakaian."
Ditambahkan oleh Ibnu Jubair, "Wajah"
Ditambah pula oleh Sa'id Ibnu Jubair dan
Al-Auzai, "Wajah,
kedua tangan dan pakaian."
Ibnu Abbas, Qatadah dan Al-Masuri
Ibnu Makhramah berkata,
"Perhiasan (keindahan) yang lahir itu ialah
celak, perhiasan
dan cincin termasuk dibolehkan (mubah)."
Ibnu Atiyah berkata, "Yang jelas bagi saya
ialah yang sesuai
dengan arti ayat tersebut, bahwa wanita
diperintahkan untuk
tidak menampakkan dirinya dalam keadaan
berhias yang indah
dan supaya berusaha menutupi hal
itu. Perkecualian pada
bagian-bagian yang kiranya berat untuk
menutupinya, karena
darurat dan sukar, misalnya wajah dan tangan."
Berkata Al-Qurthubi, "Pandangan Ibnu
Atiyah tersebut baik
sekali, karena biasanya wajah dan kedua tangan itu
tampak di
waktu biasa dan ketika
melakukan amal ibadat, misalnya
salat, ibadat haji dan sebagainya."
Hal yang demikian ini sesuai
dengan apa yang diriwayatkan
oleh Abu Daud dari Aisyah r.a. bahwa ketika Asma'
binti Abu
Bakar r.a. bertemu dengan Rasulullah
saw, ketika itu Asma'
sedang mengenakan pakaian
tipis, lalu Rasulullah saw.
memalingkan muka seraya bersabda:
"Wahai Asma'!
Sesungguhnya, jika seorang wanita
sudah sampai masa haid,
maka tidak layak lagi bagi
dirinya menampakkannya,
kecuali ini ..." (beliau
mengisyaratkan pada muka
dan tangannya).
Dengan demikian, sabda Rasulullah saw. itu
menunjukkan bahwa
rambut wanita tidak
termasuk perhiasan yang boleh
ditampakkan, kecuali wajah dan tangan.
Allah swt. telah
memerintahkan bagi kaum wanita Mukmin,
dalam ayat di atas,
untuk menutup tempat-tempat yang
biasanya terbuka di bagian dada.
Arti Al-Khimar itu ialah
"kain untuk menutup
kepala," sebagaimana surban bagi
laki-laki, sebagaimana
keterangan para ulama dan ahli
tafsir. Hal ini (hadis yang
menganjurkan menutup kepala)
tidak terdapat pada hadis manapun.
Al-Qurthubi berkata, "Sebab
turunnya ayat tersebut ialah
bahwa pada masa itu kaum wanita jika menutup
kepala dengan
akhmirah (kerudung), maka kerudung itu ditarik
ke belakang,
sehingga dada, leher dan telinganya
tidak tertutup. Maka,
Allah swt. memerintahkan untuk menutup bagian
mukanya, yaitu
dada dan lainnya."
Dalam riwayat Al-Bukhari, bahwa Aisyah r.a.
telah berkata,
"Mudah-mudahan wanita yang berhijrah itu
dirahmati Allah."
Ketika turun ayat tersebut, mereka segera merobek
pakaiannya
untuk menutupi apa yang terbuka.
Ketika Aisyah r.a. didatangi oleh Hafsah,
kemenakannya, anak
dari saudaranya yang bernama Abdurrahman r.a. dengan
memakai
kerudung (khamirah) yang tipis di bagian
lehernya, Aisyah
r.a. lalu
berkata, "Ini amat tipis,
tidak dapat
menutupinya."